ASSALAMU'ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH

Rabu, 06 Juni 2018

Mengenal Chiton

Chiton, bagi sebagian orang mungkin masih asing mendengar nama hewan yang satu ini. Hal ini tidaklah mengherankan karena memang hewan satu ini habitatnya di perairan laut/ daerah pantai sampai kedalaman sedang. Jadi, hanya orang yang dekat dengan laut atau orang- orang yang sedang mempelajari tentang biota laut yang mengenal hewan satu ini.

Bagiku sendiri, chiton memiliki kesan/ kenangan tersendiri. Karena apa ?? Karena tidaklah mudah untuk menemukan chiton. Hewan satu ini memiliki kebiasaan menempel pada batu/ karang laut, seperti berklamuflase sehingga sulit untuk ditemukan. Malah jadi teringat pengalaman dahulu, Pada saat ketika membawa beberapa spesies biota laut termasuk chiton. Tak disangka chiton inilah spesies yang ternyata masih selamat serta masih utuh saat dibawa dari pantai krakal sampai tempat tujuan yaitu kota ‘S’ untuk diidentifikasi dijadikan preparat, karena chitonnya menempel pada batu karang yang ikut dibawa (seperti berklamufase) sedangkan species lainnya hancur selama perjalanan yang penuh liukan tajam.

Pantai krakal sendiri terletak di kota yogyakarta, dan dari pengalaman mengunjungi berbagai pantai di jateng seperti jepara dan batang, memang pantai krakal inilah yang paling banyak terdapat spesies/ biota laut yang berada dibibir pantai. Tak heran, hal ini dikarenakan bibir pantai krakal terdapat terumbu karang yang membentuk cekungan- cekungan sehingga para biota laut yang terbawa ombak terjebak dalam cekungan- cekungan tersebut, sehingga tempat ini sangat cocok untuk belajar/ mencari species/ biota laut.

Apa itu chiton??

Chiton merupakan salah satu hewan laut dari jenis moluska. Mollusca berasal dari bahasa latin yaitu: Mollis : lunak, maksudnya hewan yang bertubuh lunak. Berikut sedikit diskripsi tentang chiton.

Habitat chiton : di laut, di daerah pantai sampai kedalaman sedang.

Makanan chiton : rumput laut dan mikroorganisme dari terumbu karang.

Struktur dan karakteristik chiton :

1. Bentuk tubuh ellips, di bagian dorsal tubuhnya dilindungi oleh 8 lembaran kapur yang pipih dan tersusun seperti genting, dikelilingi oleh girdle (gelang) yang tebal, berotot dan ini merupakan bagian dari mantel. (perhatikan gbr).

2. Kakinya besar berotot yang berfungsi untuk melekatkan diri dan merayap pada batu karang. Di antara kaki dan mantel di permukaan ventral ada alur yang dangkal disebut alur pallial dan pada alur itu terdapat 6-80 pasang insang yang panjang.

3. Bagian kepala mereduksi tidak mempunyai mata dan tentakel. Di dalam mulut terdapat alat untuk memarut/ memotong makanan disebut radula, dengan deretan gigi yang banyak.

4. Jantung terletak di posterior terdiri dari 2 atrium dan 1 ventrikel.

5. Ekskresi menggunakan organ yang disebut nephridia yang memanjang dengan salurannya, mengeluarkan hasil sisa dari rongga pericardial dan bermuara pada nephridiopore pada alur pallial.

6. Indera dihubungkan antara cincin syaraf dengan 4 nerve cords yang panjang. Beberapa chiton mempunyai titik mata yang kecil/ mata di dalam epidermis pada lembaran- lembaran.

7. Jenis kelamin terpisah. Telurnya banyak dan fertilisasi eksternal. Perkembangan selanjutnya menjadi larva trocophore yang bebas berenang dan kemudian menjadi chiton- chiton kecil. Chiton juga menjadi makanan hewan laut yang lain seperti halnya terjadi dalam sebuah rantai makanan.

Mengenal chiton selanjutnya, berikut taksonomi/ klasifikasinya:

Klasifikasi chiton :

1. Kingdom : Animalia

2. Filum : Mollusca

3. Class : Amphineura

4. Ordo : Cryptochiton

5. Family : Chitonidae

6. Genus : Chiton

7. Spesies : Chiton sp

Demikianlah, sedikit berbagi pengetahuan tentang chiton. Semoga bermanfaat...

Wallahu’alam..

Baca Selengkapnya ...

Jumat, 01 Juni 2018

Fakta Ular

Ular adalah hewan yang tak asing lagi bagi manusia terutama para petani/ pekebun. Ular merupakan vertebrata (bertulang belakang) dan termasuk dalam Kelas Reptilia. Secara umum ular ialah reptil / hewan melata yang mampu hidup dalam berbagai habitat dengan memiliki tiga karakteristik dasar, yaitu; (a) berkembang biak dengan bertelur, (b) memiliki kulit kering dan (c) melakukan pernapasan dada.

Ular dikelompokkan dalam Orde Squamata atau tubuh/kulit tertutup oleh sisik- sisik epidermal dan terdapat sekitar 3000 spesies ular yang teridentifikasi sejauh ini. Seperti hewan yang lain ular juga memiliki jenis kelamin. Ular jantan diketahui memiliki organ kelamin berpasangan. Binatang ini termasuk karnivora dan makan terutama serangga dan binatang kecil.

Selain itu ular juga memiliki organ jacobson yaitu Indera penciuman/ pembau seperti reptil pada umumnya, dengan bentuk berupa lubang-lubang kecil yang mengandung sel-sel pembau dan juga sensor panas (thermosensorik). Hal ini difungsikan untuk mengimbangi penglihatan ular yang kurang baik. Pada kebanyakan reptil (ular dan kadal) indera pembau terletak pada langit-langit rongga mulut atau tonjolan kecil di rongga hidungnya. Ular dapat dibedakan menjadi dua kelompok, tergantung pada dimiliki tidaknya bisa, yaitu ular berbisa dan tak berbisa.

Apa itu Ular Berbisa?

Ular berbisa adalah ular yang mampu memproduksi bisa. Contoh ular berbisa diantaranya adalah kobra, viper, dan spesies terkait. Sebagian ular memiliki bisa sangat kuat sedang yang lain pada derajat lebih rendah. Kelenjar bisa ular sebenarnya adalah kelenjar ludah yang dimodifikasi. Biasanya memiliki gigi beralur yang terletak di belakang rahang atas, panjang (taring) dan mempunyai saluran didalamnya.

Ular berbisa menyuntikkan racun melalui taring. Oleh karena itu, kehadiran taring merupakan karakteristik khas ular berbisa. Kebanyakan ular yang lebih ‘canggih’ termasuk viper dan elapid memiliki rongga tabung di dalam taring mereka untuk menyuntikkan bisa secara lebih efektif. Jumlah dan jenis bisa yang dikeluarkan biasanya disesuaikan dengan ukuran mangsa dan terutama digunakan untuk melumpuhkannya.

Pembelaan diri adalah fungsi sekunder bisa. Bisa adalah protein dan dapat bersifat neurotoksik, hemotoksik, atau sitotoksik. Kebanyakan ular berbisa memiliki kepala berbentuk segitiga dan pupil mata elips. Contoh salah satu ular berbisa (poisonous) adalah ular kobra, berikut taksonomi/ klasifikasi dari ular kobra.

klasifikasi ular kobra

Kingdom : animalia

Phylum : chordata

Class : Reptilia

Family : Elipidae

Ordo : Squamata

Genus : Naja

Species : Naja haje

Apa itu Ular Tak Berbisa?

Ular tak berbisa yaitu ular yang tidak mampu menghasilkan bisa dikenal sebagai ular tak berbisa. Sebagian besar ular masuk dalam kategori ini. Beberapa contoh ular tak berbisa diantaranya phyton, boa, anaconda, dll.

Namun, gigitan ular tak berbisa berukuran besar bisa sangat menyakitkan yang mungkin berakibat fatal karena rahang mereka yang kuat. Ular tak berbisa dapat dengan mudah diidentifikasi oleh ketidakhadiran taring, kepala bulat, dan adanya sisik anal dalam dua baris. Karena ular ini tidak memiliki bisa, mereka menggunakan metode lain seperti melilit mangsa untuk melumpuhkannya.

Salah satu ular tak berbisa yang cukup familiar adalah Ular phiton. Ular ini hidup di hutan-hutan tropis yang lembab. Ular ini bergantung pada ketersediaan air, sehingga kerap ditemui tidak jauh dari badan air seperti sungai, kolam dan rawa. Makanan utamanya adalah mamalia kecil, burung dan reptilia lain seperti biawak. Ular yang kecil memangsa kodok, kadal dan ikan. Ular-ular berukuran besar dilaporkan memangsa anjing, monyet, babi hutan, rusa, bahkan manusia yang ‘tersesat’ ke tempatnya menunggu mangsa. Ular ini lebih senang menunggu daripada aktif berburu, barangkali karena ukuran tubuhnya yang besar menghabiskan banyak energi.

Mangsa dilumpuhkan dengan melilitnya kuat-kuat (constricting) hingga mati kehabisan napas. Beberapa tulang di lingkar dada dan panggul mungkin patah karenanya. Kemudian setelah mati mangsa ditelan bulat-bulat mulai dari kepalanya. Setelah makan, terutama setelah menelan mangsa yang besar, ular ini akan berpuasa beberapa hari hingga beberapa bulan hingga ia lapar kembali. Lebih lanjut tentang ular phiton, berikut taksonomi/ klasifikasi dari ular phiton.

Klasifikasi ular phiton (non-poisonous)

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Reptilia

Ordo : Squamata

Subordo : Serpentes

Famili : Pythonidae

Genus : Malayopython

Spesies : Malayopython reticulatus

Ringkasan Perbedaan Ular Berbisa dan Tak Berbisa.

• Ular berbisa memproduksi bisa, ular tak berbisa tidak.

• Ular berbisa memiliki taring untuk menyuntikkan bisa ke mangsa, sedangkan ular tak berbisa tidak memiliki taring.

• Ular berbisa kebanyakan memiliki kepala berbentuk segitiga, sedangkan ular tak berbisa memiliki kepala bulat.

• Ular berbisa memiliki bentuk pupil mata elips sementara ular tak berbisa memiliki pupil bulat.

• Bekas gigitan ular berbisa berbentuk satu atau dua tusukan pada kulit korban, sedangkan gigitan ular tak berbisa berbentuk banyak tusukan akibat deretan gigi pada rahang atas.

• Ular berbisa biasanya memiliki lubang peka panas di kepala, sedangkan ular tak berbisa tidak memilikinya.

• Terdapat satu baris sisik anal pada ular berbisa, sedangkan ular tak berbisa memiliki dua baris sisik anal.

Demikianlah sedikit fakta yang saya ketahui tentang ular, semoga bermanfaat...terima kasih...

Wallahu’alam...

Baca Selengkapnya ...

Fakta Rayap

Rayap merupakan salah satu jenis serangga yang mudah untuk dijumpai di sekitar kita seperti di rumah, pohon atau kayu kering. Rayap juga kerap dianggap sebagai hama yang merusak benda yang berada di dalam rumah yang biasanya terbuat dari kayu. Oleh karena itu rayap kerap tidak disukai oleh sebagian orang. Berikut hal-hal/ fakta-fakta mengenai rayap..

Rayap Tinggal di Tempat Gelap

Rayap sangat menyukai tempat yang gelap dan lembab namun tetap memiliki suhu yang hangat, sehingga tidak heran lagi jika rayap kerap tinggal di dalam kayu atau mendekati permukaan tanah. Tinggalnya rayap di tempat gelap dikarenakan rayap tidak tahan dengan cahaya.

Rayap Hidup Berkoloni

Sama seperti lebah ternyata kehidupan rayap yang berkoloni memiliki kedudukan masing-masing dalam suatu kelompok. Pada sistem sosialisasinya ada raja dan ratu rayap yang memiliki tugas untuk berkembang biak atau dalam kata lain mereka bertugas untuk menetaskan calon-calon rayap lainnya. Pemimpin atau raja dan ratu rayap biasanya memiliki perbedaan yang mencolok dari yang lainnya, yaitu ukuran tubuh yang lebih besar. Pemimpin rayap akan selalu dilindungi dan dihormati oleh kelompok rayap tersebut. Selain raja dan ratu ada kelompok rayap tersebut juga terbagi menjadi bagian lainnya yakni kelompok prajurit dan kelompok pekerja.

Kelompok rayap prajurit memiliki ukuran yang tentunya lebih kecil dari pemimpinnya. Keunikan yang dimiliki kelompok rayap prajurit ini mereka memiliki capit atau sengatan pada bagian kepala yang digunakan sebagai senjata membela diri dan melawan musuh yang membahayakannya. Pada kelompok pekerja memiliki ciri ukuran tubuh lebih kecil dan berwarna putih. Kelompok rayap pekerja ini merupakan yang paling banyak dari lainnya. Mereka akan bertugas mencari makanan dan membentuk sarang pada kayu atau tanah.

Pembuatan Sarang yang Kompleks

Rayap pekerja akan membuat sarang dengan menggunakan kombinasi antara lain tanah atau lumpur, kunyahan kayu, air liur dan kotoran rayap sendiri. Ada beberapa bagian-bagian pada sarang tersebut antara lain tempat hidup rayap, penampungan air melalui kondensasi, ruang reproduksi atau untuk berkembang biak dan terkadang ada pula ruang penyimpanan makanan. Ruangan-ruangan pada sarang tersebut terhubung dengan dibuatnya labirin-labirin atau terowongan yang dapat memberikan udara ke dalam sarang dan membuat rayap dapat bergerak dengan lebih leluasa di dalam sarangnya. Oleh karena itu, biasanya sarang rayap sering kali bertumpuk-tumpuk dan meninggi bahkan sampai muncul ke permukaan-permukan tanah, bahkan ada pula yang akhirnya membentuk gundukan besar.

Bergotong Royong Mengumpulkan Makanan

Rayap akan bekerja sama mengumpulkan makanan setiap harinya, pastinya hal tersebut dilakukan oleh rayap pekerja. Makanan yang telah didapat biasanya akan dikumpulkan ke dalam suatu rongga atau ruangan khusus penyimpan makanan. Makanan-makanan ini nantinya akan dikonsumsi oleh semua anggota rayap. Rayap-rayap pekerja juga akan menimbun persediaan makanan mereka sebagai bekal apabila musim dingin tiba dan tidak memungkinkan mereka untuk mencari makanan karena terbatasnya sumber makanan akibat hujan. Jamur yang berada di lingkungan tempat tinggal rayap biasanya adalah sumber utama makanan mereka.

Manfaat Sarang Rayap

Meski rayap dianggap sebagai hama bagi manusia, ternyata rayap juga memiliki manfaat dalam kehidupan. Manfaat-manfaat tersebut dapat diperoleh dari sarang rayap. Beberapa ilmuan sudah menguji manfaat dari sarang rayap melalui beberapa penelitian. Pada penelitian di Amerika Serikat disebutkan bahwa tanaman yang memiliki sarang rayap disekitarnya akan memiliki kemampuan bertahan hidup lebih lama pada musim panas dan kemarau yang panjang. Selain itu, sarang rayap juga dapat menjadi tolok ukur kesuburan dari tanah dan banyaknya jumlah cadangan air pada daerah tanah yang kering. Seringkali juga dalam sarang rayap menjadi tempat tumbuhnya jamur juga yang beberapa sangat bermanfaat bagi manusia.

Adanya sarang rayap dapat menjaga ketananan dan kesehatan ekosistem yang ada di sekitarnya. Sarang rayap yang dapat tumbuh sampai lima meter akan menjadi penunjuk arah bahwa ada cadangan air di lingkungan tersebut yang dibutuhkan mahluk hidup lainnya. Meski sering dianggap sebagai hama, ternyata di sisi lain rayap memiliki sarang yang begitu berguna bagi mahluk hidup lainnya, antara lain seperti menyuburkan tanah dan menjadi penunjuk arah adanya cadangan air yang dibutuhkan mahluk hidup. Sehingga rayap menjadi sangat penting dalam suatu ekosistem.

Pertarungan dengan Koloni lain

Untuk rayap kayu lembab, Koloni mereka sangat rentan diserang oleh koloni semut merah atau hitam. Biasanya semut hitam yang ada di darat akan memanjat pohon dan merusak sarang mereka lalu mengambil salah satu rayap pekerja dan rayap prajurit akan mengambil perannya sebagai tim keamanan dan berusaha menyerang semut, kemudian terjadilah pertarungan antara semut pekerja yang dibantu semut prajurit dengan rayap prajurit dalam pertarungan ini biasanya prajurit koloni rayap kalah dan membatasi area terowongan bagian luarnya karena telah dikuasai oleh Koloni Semut.

Siklus hidup rayap dimulai dari Telur lunak berwarna jingga transparan yang selanjutnya akan berkembang menjadi larva. Larva kemudian akan tumbuh menjadi rayap muda yang disebut Nimfa (nymph). Ketika beranjak dewasa, rayap muda ini akan memilih peran mereka dalam koloni.

Peran kasta pada rayap:

1. Rayap pekerja

Peran pertama adalah Rayap Pekerja, dengan jumlah terbanyak di koloni. Tugas mereka mencari dan menyimpan makanan, merawat induk dan larva, membangun & memperbaiki sarang. Rayap dari kasta inilah yang dapat merusak bangunan kayu karena memiliki kemampuan mencerna selulosa dalam kayu, dimana hasil pencernaan akan dimuntahkan dan dipersembahkan sebagai makanan induk, prajurit dan para larva. Jenis rayap paling merusak adalah rayap Formosa karena memiliki koloni sangat besar.

2. Rayap prajurit

Peran lainnya adalah menjadi Rayap Prajurit yang bertugas menjaga sarang dan keseluruhan koloni. Kasta prajurit memiliki spesialisasi anatomi dan perilaku untuk melawan serangan musuh utama mereka, semut. Rayap jenis ini memiliki rahang yang besar sehingga mereka tidak mampu makan sendiri. Mereka bergantung pada rayap pekerja untuk menyediakan mereka dengan makanan muntahan. Rayap prajurit dan rayap pekerja sama-sama tidak memiliki mata dan biasanya hidup maksimal dua tahun.

3. Rayap Reproduksi (Alates)

Rayap-rayap ini adalah calon raja dan ratu koloni baru nantinya. Untuk menjadi laron, nimfa rayap harus melalui proses metamorfosis tidak sempurna. Bentuk tubuh mereka saat ini masih ramping dan hanya mereka yang punya sayap di kerajaan rayap. Sayap ini diperlukan untuk berpindah tempat untuk membangun koloni baru, dua pasang sayap dengan ukuran sama akan muncul dari punggung mereka. Karena hal inilah rayap diklasifikasikan dalam ordo Isoptera ( iso = sama dan pteron = sayap).

Rayap reproduksi ini sering kita sebut sebagai laron dan muncul sebelum hujan. Rayap reproduksi memiliki mata yang tidak dimiliki oleh rayap pekerja atau rayap prajurit. Bentuk tubuh mereka yang indah untuk golongan rayap (ramping dan bersayap) tidak akan bertahan lama. Sayap mereka sangat rapuh, dan akan segera rontok begitu mereka telah menemukan tempat untuk membangun koloni baru. Jika terpilih menjadi ratu, tubuh laron betina tidak akan ramping lagi dan akan mengalami obesitas, karena tujuan hidupnya hingga ajal adalah bertelur untuk koloni.

Setelah tiba di calon tempat tinggal baru, rayap reproduksi terpilih akan menjadi Ratu & Raja dalam koloni. Dimana dalam koloni hanya terdapat satu raja dan satu ratu. Ratu rayap merupakan serangga dengan umur terpanjang di dunia, ratu rayap dapat hidup 50 tahun pada kondisi ideal. Kebanyakan serangga hanya hidup dalaman hitungan bulan atau hari, bahkan lalat capung (mayfly) yang merupakan serangga dengan umur terpendek di dunia hanya hidup dalam hitungan jam.

Saat kemampuan bertelur ratu menurun, fungsinya dalam hal reproduksi akan dibantu rayap reproduksi untuk meringankan beban ratu. Rayap reproduksi yang dimaksud adalah rayap-rayap reproduksi (laron) yang sebelumnya gagal terpilih menjadi ratu dan raja koloni baru. Meskipun rayap reproduksi bertelur lebih sedikit dari ratu, jumlah mereka dalam koloni bisa mencapai ratusan. Kontribusi mereka untuk kapasitas bertelur koloni dapat menjadi luar biasa dan ketika ratu meninggal mereka dapat mengambil alih total tugas reproduksi.

Meskipun rayap lebih dikenal sebagai hama, namun kehadiran rayap sangat berguna juga dalam kehidupan untuk keseimbangan alam. Berikut deskripsi tentang peranan rayap dalam keseimbangan alam/ ekosistem.

Rayap sebagai pengurai

Dekomposer atau pengurai adalah organisme yang memakan organisme mati dan produk-produk limbah dari organisme lain. Pengurai membantu siklus nutrisi kembali ke ekosistem. Dekomposer membuat tanah kaya dengan menambahkan senyawa organik dengan itu. Zat seperti karbon, air dan nitrogen dikembalikan ke ekosistem melalui tindakan pengurai. Yang termasuk contoh pengurai (dekomposer) adalah serangga, cacing tanah, bakteri, jamur, belatung, lactobacteria, kecoa, ragi, siput, lumut, dan actinomycetes.

Rayap pada umumnya dikenal sebagai serangga yang mengakibatkan kehancuran. Pendapat tersebut tidak sepenuhnya benar karena dalam ekosistem alam, rayap juga merupakan serangga yang menguntungkan bagi manusia yaitu sebagai serangga pengurai (dekomposer) yang menguraikan sisa-sisa tanaman/kayu. Rayap memakan bahan yang mengandung selulosa seperti kayu dan produk turunannya seperti kertas. Selulosa merupakan senyawa organik yang keberadaanya melimpah di alam namun tidak dapat dicerna oleh manusia maupun organisme tingkat tinggi lainnya sedangkan rayap dengan mudah dapat mencerna senyawa ini karena dalam usus rayap terdapat parasit Trichonympha dari kelas flagellata yang mengeluarkan enzim selulase yang dapat memecah selulosa menjadi D-glukosa (gula alami).

Di Indonesia, yang merupakan daerah tropis memiliki hutan terluas didunia, serangga rayap berperan penting sebagai pengurai di hutan tropis tersebut, mereka bersarang dalam tanah terutama dekat pada bahan organik yang mengandung selulosa seperti kayu, serasah dan humus, spesies rayap termasuk golongan “daur ulang” sebab mereka bisa menguraikan zat-zat yang sudah mati menjadi sesuatu yang makhluk hidup perombak bahan mati yang sebenarnya sangat bermanfaat bagi kelangsungan kehidupan dalam sebuah ekosistem hutan.

Hanya dengan mengurai daun (serasah) dan memungkinkan menguntungkan satwa lain untuk hidup nyaman, mereka bertugas membersihkan sampah dedaunan dan kayu tumbang di hutan, hasil dari daun dan kayu tersebut teresktraksi menjadi humus membuat tanah hutan tropis subur. Mereka merupakan konsumen primer dalam rantai makanan yang berperan dalam kelangsungan siklus hidup di hutan dan menghasilkan beberapa unsur penting seperti karbon dan nitrogen.

Rayap secara alami juga membantu membentuk proses siklus air tanah di hutan dengan membuat lorong atau rongga tanah, hingga jatuhnya air hujan masuk ke tanah, karena bantuan rayaplah air hujan di hutan bereaksi secara alami dan masuk ke dalam tanah, hingga air tanah dapat disitribusikan bagi tanaman hutan dan adanya simpanan air tanah. Jenis rayappun bermacam-macam, ada rayap pohon, rayap kayu lembab, rayap kayu kering, rayap subteran dan rayap tanah. Berikut contoh klasifikasi/ taksonomi tentang salah satu jenis rayap.

Klasifikasi Rayap Pohon (biasanya hama pohon jati)

Kingdom : Animalia

Filum : Arthropoda

Kelas : Insecta

Ordo : Isoptera

Famili : Kalotermitidae

Genus : Neotermes

Spesies : Neotermes tectonae

Fakta Menarik Mengenai Rayap :

1. Hampir seluruh spesies rayap kasta pekerja dan prajuritnya buta. Mereka mengandalkan penciuman untuk mencari sumber makanan, lalu meninggalkan jejak aroma dibelakangnya agar diikuti oleh rayap lain. Hanya rayap reproduktif yang memiliki penglihatan untuk mencari pasangan dan sarang baru.

2. Rayap berkomunikasi menggunakan getaran. Untuk mengingatkan adanya bahaya, mereka akan memukulkan kepala mereka terhadap struktur bangunan dan mengakibatkan getaran untuk menjaga rayap waspada terhadap musuhnya.

3. Mereka bekerja hampir 24 jam, 7 hari setiap hari. Untuk makan, membangun dan kawin.

4. Rayap ada memiliki sayap. Inilah alasan kenapa seringkali orang salah mengenali mereka dan dianggap semut putih dikarenakan sayap yang lepas dan bentuknya yang mirip.

5. Rayap tidak menyukai cahaya lebih menyukai lingkungan yang gelap dan lembab seperti di dalam atau dibawah tanah.

6. Rayap mencerna zat selulosa yang terdapat dalam kayu dengan bantuan mikroorganisme lainnya dari kelas flagellata yang berada di dalam ususnya.

7. Rayap Makro dapat membangun gundukan besar di atas tanah, bahkan hampir setinggi rumah!

Demikianlah sedikit fakta- fakta tentang rayap yang saya ketahui. Terima kasih...

Wallahu’alam...

Baca Selengkapnya ...