ASSALAMU'ALAIKUM WARAHMATULLAHI WABARAKATUH

Jumat, 16 Maret 2012

PERILAKU YANG DIPENGARUHI KIMIA TUBUH


Diketahui bahwa sakit dapat berupa sakit organis, yaitu sakit yang disebabkan adanya gangguan pada sel-sel tubuh atau karena stimulus terhadap jaringan saraf sebagai akibat gangguan pada jaringan tubuh. Selain itu, sakit dapat pula disebabkan oleh mekanisme psikologis, tanpa gangguan fisik.kondisi seperti inilah yang disebut sakit yang fungsional. Pola laku makhluk hidup tidak terlepas dari sifat biokimia tubuh. Pada hewan, perilaku dipengaruhi kelenjar hormon, sedangkan perilaku manusia banyak dipengaruhi oleh pendidikan, pengalaman, latar belakang dan lingkungan keagamaan.


EMOSI.
Yang mempengaruhi emosi adalah hormon adrenalin dan noradrenalin yang dihasilkan oleh kelenjar adrenalin yang menempel pada bagian atas ginjal. Kelebihan produksi hormon ini akan menimbulkan gejala-gejala psikologis negatif seperti panik, takut, murung, sedih berkepanjangan, cemas, kehilangan pegangan dan terharu tanpa sebab. Emosi tersebut dapat berlanjut pada sikap marah, berang, berani tidak terkendali bila diiringi perilaku agresif.

AGRESIF.
Yang memegang peranan penting dalam perilaku agresif adalah hormon vasopresin. Hormon ini diproduksi oleh kelenjar hipofosis yang berada di bawah otak. Tidak terkendalinya hormon inin akan meningkatkan agresifitas yang negatif misalnya perilaku perkosaan. Hormon vasopresin memiliki efek yang kurang baik, yaitu memaksa pembuluh darah kecil berkontraksi (mengerut). Pengerutan ini bertahan lama, terutama terhadap pembuluh darah jantung koroner. Oleh karena itu, orang yang bertipe agresif cenderung terkena serangan jantung dan stoke.

PERILAKU SOSIAL.
Hormon bulbus olfaktorius, yang letaknya di bagian otak, adalah hormon pengatur perilaku sosial. Homon ini diproduksi sepanjang hidup manusia, terbanyak yaitu ketika menginjak usia reproduksi yang diawali dengan masa pubertas. Oleh karena itu, pada masa remaja ini ada kecenderungan berperilaku reproduksi, yaitu kecenderungan mencari teman dari lawan jenis.

PERILAKU KEIBUAN.
Insting keibuan dipengaruhi oleh hormon oksitosin yang dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis. Hormon oksitosin akan memacu produksi hormon prolaktin. Peningkatan hormon oksitosin dipengaruhi hormon steroid yang dikeluarkan oleh organ-organ reproduksi atau indung telur.

PERILAKU REPRODUKSI dan SEKSUAL.
Hormon yang berkaitan dengan perilaku reproduksi dan seksualitas dihasilkan oleh organ indung telur dan testis serta kelenjar hipofisis. Hormon-hormon tersebut berperan sebagai pembeda jenis kelamin pada awal kehidupan janin dan sebagai pelestari manusia ketika memasuki tahap reproduksi. Keseimbangan mekanisme hormon akan berdampak bagi perilaku positif, yaitu perilaku benar dan terkendali.