Si pipih yang dimaksud di sini adalah salah satu jenis cacing anggota Phylum Platyhelminthes dari kelas Turbelaria.Si pipih ini adalah Planaria Sp. Planaria Sp merupakan hewan yang hidup bebas dengan habitat yang berbeda-beda, beragam dari perairan yang berarus lambat sampai pada perairan danau dan tertutupi oleh bebatuan atau dedaunan, yang penting airnya jernih.
Menurut salah satu sumber yang pernah kubaca, Planaria sp adalah invertebrata berupa cacing pipih berukuran kecil berwarna cokelat gelap dan pemakan makanan beraneka ragam tapi cenderung karnivora karena paling suka makan bangkai hewan lain. Kalau pengalamanku (dilihat dari ciri dan karakteristiknya kayaknya sih planaria) Planaria sp atau si pipih ini awalnya warnanya putih setelah kuberi makan nyamuk, dia menghisap darah nyamuk tersebut sehingga warnanya berubah jadi lebih gelap(lht gbr kanan lalu ke kiri).
Selain itu, Planaria Sp juga menunjukkan berbagai perilaku sebagai respon terhadap berbagai macam rangsang yang meliputi cahaya, sentuhan, aroma, dan rasa. Jadi dia sangat sensitif terhadap polutan atau pencemar sehingga Planaria Sp atau si pipih ini hanya mampu bertahan hidup di air yang bersih. Makanya si pipih ini bisa dijadikan salah satu sebagai indikator biologi bahwa air itu bersih. (maksudnya kualitas air cukup bagus, karena air tidak terkontaminasi limbah terutama limbah B3 (beracun, berbau, berwarna). Meski begitu, pemakaian air tetap bijak memperhatikan cara penggunaaannya, bukan serta merta langsung diminum tanpa direbus/ disaring terlebih dahulu.
Sedikit pengetahuan tentang Planaria Sp.
Planaria memiliki tubuh pipih (dorsoventral), bilateral simetri dan tidak bersegmen. tubuh bagian dorsal memiliki auricle (aurikula / berbentuk telinga) dan eyespot (bintik mata), sedangkan tubuh bagian ventral terdapat mulut, pharynk, dan lubang kelamin. Tubuh memiliki peredaran darah, anus, dan coelom, Sedangkan system sarafnya masih sangat sederhana.
Mata Planaria Sp disebut dengan eye spot merupakan bintik mata yang sensitif terhadap cahaya matahari sehingga planaria lebih banyak menghabiskan banyak waktu di bawah bebatuan atau daun-daun. Pada kepala terdapat bagian yang mirip dengan bentuk telinga (auricle) dipenuhi oleh banyak reseptor kimia. Menggerakkan kepala yang kesatu sisi ke sisi lain sehingga menyebabkan Planaria Sp mengetahui atau merasakan adanya sinyal kimia (bau) yang berdifusi dari sumber makanan.
Planaria Sp memiliki kemampuan untuk bereproduksi secara seksual dan aseksual. Yang paling unik adalah reproduksi secara aseksual. Kalau tubuhnya dipotong-potong beberapa bagian si pipih ini (dalam beberapa hari) akan membentuk lagi bagian-bagian yang hilang seperti tubuh yang utuh seperti keadaan semula. Detailnya bisa lihat sendiri di buku-buku biologi atau referensi lainnya...
Sumber gbr: www.petshop-zoomania.com, www.web.mit.edu